Wednesday, 18 November 2015

Seorang Albert di mataku

Albert Einstein, entah dalam pengucapannya benar atau tidak. Aku sangat mengagumi dia, bukan karena dia tokoh besar fisika, tapi lebih terhadap bagaimana dia hidup dan berpikir. Akupun juga banyak tau dari baca - baca buku tentangnya. Tidak semua yang ditulis di buku - buku itu aku percaya, karena kebanyakan keisengan penulis untuk melebih - lebihkan yang hanya bertujuan untuk memotivasi pembaca dengan memanfaatkan figur seorang Albert. Oke kita singkirkan buku - buku itu.
Yang aku tau Albert lahir di Jerman, tapi bukan itu yang menarik perhatian ku, cara dia menjalani hidup, cara dia bepikir tentang hidup yang unik lah yang mempengaruhi otak ku. Beberapa kisah yang menurutku luar biasa, keberanian untuk me-revolusi hukum - hukum fisika klasik. Setelah aku pikir lagi, mungkin itu bukan sebuah keberanian, bukan sebuah tindakan berani, itu adalah tindakan spontan, refleks sebagai seorang Einstein, yang kebetulan dia juga seorang ilmuwan dimana seorang ilmuwan harus punya prinsip bahwa sebuah teori dikatakan benar jika belom ada yang menyalahkannya. Albert tidak berperilaku sebagai layaknya ilmuwan, tapi perilakunyalah yang membuat dia disebut sebagai ilmuwan. Newton dengan teorinya tumbang oleh Albert setelah ratusan tahun. Bukan waktu yang sebentar Newton memaku otak para fisikawan. Lalu datanglah seorang yang tidak terlalu terkenal yaitu Albert mencabut paksa paku - paku di otak para fisikawan. Keberanian? menurutku tidak, itu hanya naluri seseorang yang merasa apa yang dipikirkannya benar dan mencoba mengumumkan apa yang baru saja dia temukan. Karena menurutku dia hanya ingin berjalan dan tidak mau tau apa yang akan terjadi di depannya. Dia memikirkan sesuatu yang seharusnya ia pikirkan bukan apa yang bisa dia pikirkan. Di situlah kehebatan pengalokasian fokus otak yang dimilikinya.
Dia mengaku bukan seorang yang jenius, dia hanya mengatakan kalo dirinya hanya seseorang yang selalu penasaran. Penasaran terhadap apa? entahlah.. mungkin semuanya yang belum dia ketahui.. tapi aku berpikir lagi, mungkinkah seorang Albert penasaran terhadap perkembangan skandal - skandal selebritis, atau mungkin dia penasaran tentang lika - liku politik.. aku pikir tidak. Aku lebih setuju jika dia penasaran terhadap misteri - misteri alam semesta. Lalu dia tidak berhenti di rasa penasaran, dilanjutkanlah ke ranah riset atau mempelajarinya dengan sungguh - sungguh. Nah, setelah itu keberuntungan lah yang membuat keingintahuannya terjawab dan menobatkannya sebagai orang yang jenius. Oh, jadi Albert hanya beruntung? bukan karena usahanya? yup, beruntung.. hanya saja, prosentase keberuntungan seseorang yang bekerja keras lebih besar dari pada yang bermalas - malasan.. Loh berarti ya karena usaha nya dong? Tidak juga.. banyak yang sudah berusaha habis - habisan tapi tetep gagal - gagal juga.. itulah yang aku bilang.. karena keberuntungan seorang Albert.
Lalu? Ya.. aku akan tetap berjalan apapun yang akan terjadi, aku akan tetap mencoba tak peduli menang atau kalah.. karena aku percaya

"Apapun keputusan-Mu, berusaha tetap menjadi kewajiban ku"

Aku akan tetap menjadi aku.

0 comments:

Post a Comment