Monday, 7 December 2015

Imajinasi sebotol bir murah

Entah kenapa akhir - akhir ini aku membayangkan sebuah suasana yang ingin sekali aku temui. Sebuah suasana yang belum pernah aku alami. Aku membayangkan bisa menikmati suasana duduk di pantai di malam hari dengan beberapa botol bir. Mengobrol santai dengan orang - orang terdekat. Dengan cahaya yang kurang, hembusan angin bergaram yang membuat kulit lengket. Memang sudah lama aku jauh dari pantai, bir, dan obrolan santai.
Sudah lama aku tinggal di Surabaya yang tidak punya pantai yang bisa mendukung imajinasiku. Butuh waktu dan biaya untuk bisa menikmati pantai di luar kota. Aku tidak butuh pantai yang bagus - bagus banget, hanya pasir hitam yang bersih, suara ombak yang masih bisa terdengar, cahaya bulan yang tidak terlalu terang. Beberapa botol bir dengan rasa yang tidak terlalu pahit. Kehadiran teman dan pacar yang tidak terlalu ramai.

Datang ke pantai jam 5 sore, dengan celana pendek berkaos oblong, menenteng beberapa botol bir di masing - masing tangan dan bukannya gadget, mencari posisi duduk yang enak menghadap lautan lepas. Mulai bercerita tentang perjalanan ke pantai tadi. Sesebentar diam dan menatap gelombang air yang mulai berubah warna karena matahari yang mulai tenggelam. Kami tak sempat mengambil gambarnya karena terlalu sayang untuk melepas pandangan. Sesekali terucap kekaguman dan rasa sukur kepada sang pengendali cahaya. Beberapa menit berlalu, kami mulai ngobrol lagi karena air sudah menghitam, yang sudah tidak terlalu bisa dinikmati. Hanya suara ombak, angin laut, dan pasir yang menempel di kedua siku. Bercerita tentang masa - masa kejayaan dimana uang belum berkuasa. Beberapa kali mulut terbasahi bir.
Sekitar jam 8 lewat, kami mulai terbaring, mata teralihkan ke angkasa, beberapa bintang terkelompok dan bulan dengan cahaya palsunya memberanikan diri untuk muncul. Perkataan yang muncul dari mulut mulai ngelantur dan sering terhenti tanpa sebab. Kami menikmati malam itu tanpa beban dan harus pulang jam berapa. Saat kami merasa itu semua sudah cukup dan botol - botol bir sudah kosong, kami putuskan untuk pulang. Dengan jalan yang tidak terlalu kuat kami saling merangkul pundak dan berucap janji untuk mengulangnya suatu saat nanti. Karena kami tahu kalo kami akan selalu mengingat momen ini tanpa harus mengupload dokumentasinya di facebook.
Aku yakin suatu saat akan bertemu dengan suasana seperti itu. Amin.

0 comments:

Post a Comment